Hadroh Jadi Jalan Dakwah: Ketekunan Naila di Balik Irama Selawat

Irama selawat menggema dengan syahdu di panggung Batam Education Expo. Di antara para peserta lomba hadroh tingkat SMA se-Kota Batam, satu grup tampil memukau dengan vokal dan kekompakan yang luar biasa. Mereka adalah perwakilan dari SMA DTBS Batam dan di barisan depan, berdiri sosok vokalis utama yang tak hanya bersuara merdu, tetapi juga penuh semangat dakwah: Naila Safitri.

 

“Alhamdulillah, kami juara satu. Tapi sebenarnya, buat saya, yang penting adalah menjadikan lomba ini sebagai sarana dakwah,” ujar Naila dengan senyum hangat. Sebagai vokalis, Naila harus ekstra menjaga kondisi suara. Ia mengaku memiliki pita suara yang cukup sensitif, sehingga perlu memperhatikan asupan makanan dan menjaga stamina agar tidak mudah sakit.

 

Latihan intensif sudah dimulai dua minggu sebelum lomba. Naila dan rekan-rekannya membagi jadwal latihan secara terstruktur. “Biasanya yang vokal duluan latihan. Teman-teman yang pegang alat mulai menyusul seminggu sebelum lomba,” jelasnya. Setiap pulang sekolah atau usai halaqah malam, mereka selalu menyempatkan waktu untuk berlatih. Bahkan, di luar jadwal resmi bersama pelatih, mereka tetap berinisiatif melakukan latihan mandiri.

 

Namun, lebih dari sekadar latihan fisik dan teknik, Naila menyandarkan seluruh usahanya pada kekuatan doa. “Saya selalu tahajud dan salat hajat, minta diberi kelancaran. Yang penting ikhtiar terbaik sudah dilakukan, kalau menang itu bonus dari Allah,” katanya dengan tulus.

 

Satu hal yang membuat perjuangan Naila semakin bermakna adalah kehadiran dan dukungan penuh dari orang tua. Mereka selalu menyempatkan hadir di setiap perlombaan, memberikan semangat dan yang terpenting, doa serta ridha yang menjadi bekal utama bagi Naila.

 

“Ridha orang tua itu penting sekali buat saya. Saya selalu minta doa mereka sebelum tampil,” ungkapnya. Bagi Naila, keberhasilan bukan hanya untuk hari ini, tapi juga bagian dari bekal menuju kesuksesan dunia dan akhirat. Ia berharap bahwa seluruh proses ini bisa menjadi amal ibadah yang diridhai Allah.

 

Kisah Naila adalah bukti bahwa lomba hadroh bukan sekadar ajang unjuk suara dan permainan alat musik islami. Ia menjadikan panggung sebagai mimbar dakwah dan lantunan selawat sebagai jembatan menuju keberkahan. (Dian Safitri)